viviin

viviin

about ViviN FindykA

jogjakarta, Indonesia
hey!! now i'm a jewelry designer... hell yeaaah....and my parents hate my profession....

Senin, 06 Desember 2010

jewelry and siomay bandung

i don't know why...why...why..whyyy??? entah dari mana asalnya saya bisa jadi designer jewelry... trus sekarang saya sambil jual siomay bandung sama pacar saya... hebat!! pacarku jago masak... mmm... resep turun temurun sih dari mamanya.... hihihi...

lulus psikologi, lanjut s2 dan sekarang design jewelry sambil jual siomay.. design jewelry saya terlampir cantik di blog ini.. dan di jual via facebook dan multiply. mmm... sekalian promosi boleh dong... jouelsgallery.multiply.com hehehe...

orang tua saya tidak suka sama kerjaan saya ini.. mereka inginnya saya kerja kantoran... bajunya keren kan tuh.. gajinya juga tetap.. beeddaaa sama keinginan saya.. saya suka pake baju kaos, celana pendek, sendal jepit, flat shoes, biasa ajaaa... masih heran sama orang tua saya yang sangat ideal itu.. aku tau kok, sengaja bikin saya ga nyaman di rumah biar saya berubah pikiran utk apply kerjaan kayak dulu.. hehehe.. i'm so sorry mom and dad.. saya sudah memilih jurusan ini.. pengen jadi pengusaha... semua ini demi kebaikan bersama, berusaha untuk bisa sukses itu emang susaaah dan beraat... tapi saya yakiiin... pasti bisaa!! yyeaaayyy... ga pa pa... Bismillah...

Selasa, 23 November 2010

i'm back..

mmm... dah 2 taun ga buka blog... ga pernah update.. akhirnya saya kembali lagiiii.... continue tomorrow... ngantuk... --> ga penting...

Sabtu, 05 Januari 2008

Mampukah System Enterprise Resource Planning (ERP) Dalam Sebuah Perusahaan Bekerja Secara Optimal?

Dalam sebuah tujuan akhir pasti terdapat sebuah target, pola dasar inilah yang menjadi sebuah keluguan dalam struktur yang ter-polakan tanpa disadari sering terlewatkan, oleh karena merupakan struktur yang essensial dalam meraih goal atau tujuan akhir. Dengan ter-konsentrasikannya mencari sistem yang terbaik dalam struktur manajemen yang digunakan.
Seperti yang sudah kita ketahui hampir semua organisasi memiliki tim sukses atau sistem perencanaan yang mengatur demi keberhasilan organisasi tersebut atau golongan. Maka Tak bisa disangkal lagi, succession management merupakan kunci sukses bagi setiap organisasi untuk bisa eksis dalam waktu yang panjang. Hampir semua organisasi mulai dari perusahaan, pemerintahan sampai kerajaan memiliki sistem suksesi mereka sendiri.
William J. Rothwell, professor of workforce education and development dari Pennsylvania State University di SHRM mengatakan bahwa besar kecilnya suatu perusahaan turut menentukan software apa yang mereka pakai. Peran teknologi di dalam proses succession management saat ini memang tidak bisa dianggap sebelah mata. Apalagi bila perusahaan tersebut memiliki jumlah karyawan yang banyak. Di Amerika Serikat, software IT yang mendukung proses succession management bahkan sudah dianggap krusial. Dari hasil penilaian performa karyawan yang terkumpul di database kita bisa melihat produktivitas karyawan dan mengidentifikasi karyawan-karyawan yang potensial untuk dibimbing dan dijadikan calon pengganti top eksekutif di kemudian hari.
Demikianlah sekelumit pemikiran penulis yang dapat menyatakan bahwa tim sukses dalam struktur managerial untuk meraih sebuah efesiensi dan kemajuan dalam sebuah perusahaan sangat lah bergantung pada sistem informasi teknologi yang digunakan. Apalagi bila di lihat dari macam perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau manufaktur baik besar atau kecil sangatlah membantu apabila di dukung dengan penggunaan teknologi sistem informasi yang tepat.
Dengan pola manajemen yang digunakan dalam sebuah sistem informasi teknologi yang mengintegrasikan dan mengotomatisasikan sebuah proses bisnis dalam perusahaan seperti aspek produksi, operasional serta distribusi sehingga diharapkan dapat dengan mudah memonitor proses bisnis tadi karena kesemuanya itu sudah menjadi satu kesatuan. Pola rangkaian tersebut dapat diketahui sebagai ERP (Enterprise Resourse Planning).
Menurut Davenport “ERP system are designed to be a single comprehensive and integrated data-base which collects data from and feeds data into modular applications supporting virtually all off company’s business activities – across functions, across businessunits, across the world”
ERP sendiri merupakan sebuah proses evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang kemudian berkembang menjadi Manufacturing Resource Planning (MRP II). Sehingga sistem ERP biasanya menangani proses mulai dari logistik, distribusi, persediaan (inventory), packaging, shipping, invoice sampai acounting perusahaan. Hal ini berarti sistem tersebut akan mempermudah sebuah perusahaan dalam mengontrol aktivitas bisnisnya.
Keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan bila menggunakan sebuah sistem ERP, antara lain adalah penurunan inventori, penurunan tenaga kerja, peningkatan service level, peningkatan kontrol keuangan serta penurunan waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan sebuah informasi. Tetapi selain keuntungan tadi sebuah perusahaan harus berani mengambil resiko yang mahal apabila sistem ERP yang digunakan tidak sesuai dengan perusahaan penggunanya. Salah satu perusahaan yang berhasil menggunakan sistem ERP dalam unit usahanya ialah Astra International dengan mengimplementasikan SAP yang dimulai pada sekitar tahun 90-an. Memang pada umumnya ERP System didominasi oleh produk package SAP-OracleDB-Unix yang memang sudah mempunyai pengalaman yang baik dalam bidang manufacturing yang merupakan cikal bakal dari ERP itu sendiri.
Sebagai sebuah bahan pertimbangan cara pandang dan aspek yang lain, bagaimana dengan kejadian yang mengakar dalam diri pribadi/ciri khas/warna/jati diri agar terdapat kemajemukan atau keseragaman visi dan misi terciptanya efesiensi dan integritas dalam setiap proses ERP yang diterapkan?
Mari kita lihat dalam aspek-aspek sebagai berikut,
Aspect Support
Seluruh personil dalam perusahaan harus commit untuk melakukan perubahan di bagian masing-masing. Orang yang dimasukkan dalam proyek akan meluangkan waktunya sebagian besar untuk proyek ini yang pada awalnya tentu kelihatan seperti hal yang tidak berguna sama sekali. Disinilah dibutuhkan support dan sponsorship dari Top Executive. Apalagi dengan implementasi dan instalasi ini akan berakibat perubahan terhadap proses business
Aspect One Man Show
Artinya proyek ERP tidak akan berjalan semestinya jika ada asumsi bahwa proyek ini hanya milik satu bagian atau departemen saja, misalnya saat implementasi di Departemen Finance, maka deparetemen lain merasa tidak berkepentingan dan jika terjadi fail, dianggap adalah fail tersebut hanya milik depertemen yang bersangkutan (cuci tangan). Padahal dengan ERP ini nantinya akan terjadi keterkaitan yang erat antar departemen dan terjadi transparansi dan juga sinergi antara satu bagian dengan bagian yang lain. Sebagai contoh misalnya saat permintaan hasil produksi besar atau trendnya lagi meningkat maka otomatis bagian produksi akan segera mengetahuinya dan kapasitas produksi bisa ditingkatkan dan bagian raw material bisa menyediakan kebutuhan yang dibutuhkan dengan tepat dan online.
Aspect IT Superhero
Hal ini sangat umum terjadi, dimana para personil yang terlibat di proyek implementasi umumnya suka menyerahkan saja untuk pengambilan keputusan atau perubahan prosedur ke pihak IT dengan alasan mereka orang teknikal yang menguasai secara baik bidang IT. Padahal yang mengetahui prosedur yang benar dibagian masing-masing adalah pihak yang terlibat utama didalamnya, misalnya orang finance untuk di bagian finance, orang produksi untuk dibagian produksi dan seterusnya.
Aspect Lucky Draw
Tidak ada rumus melempar koin dalam memilih vendor untuk mencari solusi ini atau hanya berdasarkan nama/trend vendor saja tanpa mengetahui/paham/hafal terhadap jati diri/warna/budaya perusahaan sebagai client. Yang dapat menimbulkan miscalculation pada penerapan ERP yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut.
Aspect Lost Track
Dalam penerapan ERP, dokumentasi adalah salah satu kata kunci. Setiap pihak yang terlibat didalamnya harus melakukan dokumentasi sehingga bisa diketahui sudah sampai dimana proses dan prosedur yang dilakukan. Ibarat system ISO, maka dokumentasi haruslah sesuatu yang utama dilakukan.
Aspect Training Failure
Training memberikan peran yang besar untuk menentukan sukses tidaknya penerapan dari ERP. Karyawan yang selama ini bekerja dengan prosedur yang telah ada dan akan berubah tentu bukan suatu hal yang mudah, bisa karena biasa belum tentu paham karena sering melakukannya tapi perubahan bisa dilakukan dengan memberikan training bagi para perancang ERP dan pelaksana dengan pengertian dan pemahaman yang tinggi, sehingga saat sistem dijalankan maka para user sudah mengetahui kira-kira apa yang akan dilakukan.
Aspect Mass Culture Behaviour
Orang biasanya cenderung mempertahankan comfort zone, dimana jika sudah merasa nyaman akan sangat sulit untuk melakukan perubahan, apalagi jika sampai saat tersebut semua operasi dan prosedur dirasa sudah cukup baik tanpa perlu memakai suatu sistem baru dalam hal ini ERP. Salah satu kendala terbesar dalam penerapan ini adalah merubah mass culture ini. Jika seseorang terlambat atau salah dalam melakukan entry data, maka dampaknya akan sangat panjang kedepannya. Cultur ini yang mesti diubah dan dijelaskan kesemua pihak yang terlibat didalamnya.
Demikianlah beberapa pemikiran penulis, sehingga masalahnya justru terpusat pada kultur manajemen yang harus berubah. Dari setiap divisi dan aspek yang lain, akan terlihat sistem IT-nya terpasang, tetapi perubahan tidak terjadi, sebab prosesnya hanya berubah sedikit dan organisasinya tidak menyesuaikan. Ini akhirnya malah meng-kanibal IT-nya, atau strateginya tidak terdukung, lalu meng-overrule sistemnya, terlihat srudukan meskipun proyek IT-nya sendiri bisa dinyatakan sukses.

Jadi bagaimana dengan ERP anda?